Sabtu, 02 Mei 2015

Islam, Jepang, dan Toko Buku

Pertama tama saya ucapkan selamat Hari Pendidikan Indonesia dan selamat liburan Golden Week yang berada di Jepang. Yeay! Semoga liburannya pada produktif dan ga mager!

Posting kali ini judulnya 'Islam, Jepang, dan Toko Buku'. Apa ya maksudnya? Ikutin aja terus ya...

Jadi ceritanya, hari ini tuh saya bingung di asrama ditinggal sendirian, senpai Mongolia main ke Osaka, temen Malaysia India-kei main ke Tokyo, dan saya sendiri ga punya planning apa apa untuk Golden Week ini *tadinya. Ya udah daripada main ga jelas di kamar, eksperimen di dapur dengan ayam ayam simpanan 4kg, nonton tv dan nonton di laptop, ya udah akhirnya saya memutuskan jalan jalan keluar mengelilingi 'kota' atau desa Toyama ini, mumpung langit juga cerah seharian. Dan destinasi yang dituju adalah salah satu *atau satu satunya? Mall besar yang ada di Toyama, yaitu Favore *nyebutnya Fabore, soalnya orang Jepang terkendala di V jadinya mirip B gitu.

Akhirnya berangkatlah ke Fabore naik sepeda seharga 1man yen *(hitungan di Jepang sampai 0 nya 4 yaitu Man, kalau kita atau biasanya kan cuma sampe ribuan atau 0 nya 3), dan bermodal GPS di Sumaho *(kata smartphone disingkat menjadi sumaho di Jepang), menyusuri jalan jalan di Toyama yang mulus dan banyak lurusnya. Setelah bersepeda selama 1 jam (iya beneran 1 jam), akhirnya sampailah ke Mall Fabore, dan puter puter dulu di dalamnya cari hal yang menarik. Di dalamnya ada SuperMarket, BaskinRobin, Uniqlo, Daiso, SoftBank, dll.

Akhirnya setelah muter muter ga karuan dan shalat Maghrib di pojokan Mall, masuklah ke tujuan akhir perjalanan di Fabore ini, yaitu Toko Buku *lupa namanya. Masuk ke toko buku, mata ini langsung tertuju pada rak mentereng paling depan dan terlihat sangat menarik, yaitu isu isu kekinian. Yaitu, tentang ISIS.

Di Jepang sini, kata Islam semakin terkenal, akan tetapi bukan Islam yang sebenarnya atau ajarannya, akan tetapi label Islam yang ada di media, khususnya yang berkaitan dengan ISIS. Media Jepang menyebut ISIS sebagai イスラム国, cara bacanya isuramu koku, atau negara Islam, mereka ambil nama ini dari media barat yang menyebut ISIS sebagai Islamic State. Tentunya sayang sekali, citra Islam menjadi sangat negatif dan takutnya menjadi Islamphobia. Akan tetapi, ga semua orang Jepang seperti itu, mereka sebagai orang yang berpikiran realistis dan logika, senang mencari data yang sebenarnya.

Di rak depan toko buku ini, ga hanya tentang ISIS aja tema tema bukunya, akan tetapi rata rata isi bukunya memberitahu apa itu Islam yang sebenarnya dan bagaimana ajarannya, bahkan yang saya cukup takjub, ada buku yang berisi tentang Sejarah Islam *di madrasah sebutannya pelajaran SKI, lengkap ditulis dari zaman Jahiliyah, ジャヒリヤ pake katakana, sampai terbaginya negara negara Islam seperti sekarang. Ternyata, di balik kengerian ISIS, ada hikmah yang lain, yaitu orang Jepang semakin bersentuhan dengan kata kata Islam. Salah satunya tentang Halal Haram dan Ekonomi Islam/Syariah. Dan rata rata orang Jepang yang saya temui, mereka tahu bahwa Islam bukan agama kekerasan seperti yang dimunculkan media, dan mereka tahu itu hanya sempalan, seperti halnya di agama Buddha juga ada sekte yg ekstrim keras, sampai menyebar racun kimia di tempat publik misalnya. Seperti itulah yang saya dengar dari temen Jepang langsung.

Semoga dengan terdengarnya kata Islam ke orang Jepang, mereka akan mempelajari langsung ajaran Islam yang sesungguhnya, yang salam atau damai, seperti yang mereka selalu serukan dan inginkan, yaitu 平和, perdamaian. Aamiin.

0 comments:

Posting Komentar

 
;