Partai Sosialis Indonesia (PSI) adalah sebuah partai politik yang
pernah ada di Indonesia. Partai ini berhaluan kiri dan menganut paham
Sosialisme.
Sejarah
Berawal dari fusi dua partai
sosialis, yaitu Partai Sosialis yang diketuai Amir Sjarifuddin dan Partai
Rakyat Sosialis (PARAS) yang didirikan oleh Sutan Syahrir, yang kemudian
tergabung dengan nama Partai Sosialis. Partai Sosialis inilah yang sejak
November 1945 menguasai kabinet Republik Indonesia sampai dengan pertengahan
tahun 1947 dengan pembentukan Kabinet Syahrir I,II,III dan Kabinet Amir
Sjarifuddin I,II. (lihat Daftar kabinet Indonesia).
Ketika terjadi keretakan antara
kelompok Syahrir dan kelompok Amir Sjarifuddin. Syahrir lalu membentuk partai
baru yaitu Partai Sosialis Indonesia (PSI) pada 12 Februari 1948.
Asas
PSI berdasarkan paham sosialis
yang disandarkan pada ajaran ilmu pengetahuan Marx-Engels, menuju masyarakat
sosialis yang berdasarkan kerakyatan. PSI menentang diktator proletariat yang
dipraktekkan di USSR dan negara-negara sosialis lainnya, menentang sistem
kenegaraan USSR. Sosialisme kerakyatan yang dimaksudkan PSI adalah sosialisme
yang menjunjung tinggi derajat kemanusiaan, dengan mengakui dan menjunjung
persamaan derajat tiap manusia. Penghargaan pada pribadi seseorang di dalam
pikiran serta di dalam pelaksanaan sosialisme.
Tokoh
- Sutan Syahrir yang pernah menjabat Perdana Menteri
- Sugondo Djojopuspito yang pernah menjabat wakil ketua PSI
- Lintong Mulia Sitorus, pernah menjabat Sekretaris Jendral PSI
- Sutan Mohammad Rasjid, pernah menjabat sebagai mneteri pertahanan dan duta besar Indonesia untuk Italia
- Sudjatmoko Sastrosastomo salah seorang tokoh PSI yang pernah menjabat Rektor Universitas PBB di Tokyo
- Subadio Sastrosastomo salah seorang aktivis PSI yang menikah dengan Maria Ulfah
- Sutan Takdir Alisyahbana sastrawan pelopor "Pujangga Baru"
- Mochtar Lubis, pemimpin surat kabar Indonesia Raya
- Rosihan Anwar, pemimpin surat kabar Pedoman
- Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo salah seorang tokoh PSI yang ahli ekonomi
- Siauw Giok Tjhan salah seorang aktivis PSI
- Prof. Sarbini Somawinata salah seorang tokoh PSI yang pernah menjabat Menteri
Kursi di parlemen
- DPRS: 14 kursi
- DPR hasil Pemilu 1955: 5 kursi
Dibubarkan
Pada tahun 1950-an, PSI melalui
salah seorang anggotanya yaitu Soemitro Djojohadikusumo memberi penekanan pada
program pembangunan daerah, industri kecil dan koperasi. Namun karena Soemitro
mendukung PRRI, maka PSI dianggap turut serta melawan pemerintah.[2] Pada
Agustus 1960, PSI bersama Masyumi dibubarkan oleh Presiden Soekarno atas
pertimbangan MA, menetapkan Penetapan Presiden 7-th-1960 - Presiden sesudah
mndengar masukan MA dapat melarang dan atau membubarkab partai: 1.Bertentangan
dengan azas dan tujuan negara 2.Programnya bermaksud merombak azas dan tujuan
negara 3.Sedang melakukan pemberontakan karena pmimpinnya turut serta
pmberontkan atau tlah memberi bantuan, sedangkan partai tidak secara resmi
mnyalahkan perbuatan anggota-anggotanya.
sumber : www.wikipedia.org
0 comments:
Posting Komentar